Sekali lagi kedua mata gue bergulir menatap pada kalender meja yang berdiri di atas radio kesayangan gue. Jelas sekali pada hari ini (ketika gue menulis entri ini) adalah hari Kamis, tanggal 19 Maret 2009. Sama layaknya kalender umum lainnya tidak tertulis angka 19 dengan warna merah ataupun tulisan kecil yang menandakan bahwa hari ini adalah hari libur nasional atau yang biasa di sebut dengan tanggal merah. Namun hal itu dibantah oleh sekolah gue yang menyuruh semua siswa, termasuk kita kelas tiga untuk belajar di rumah. Denger-denger, seluruh guru tengah mengadakan studi banding ke Bekasi plus study tour ke TMII yang kebetulan dipakai juga oleh guru BP gue untuk melakukan proses verifikasi untuk ujian UM UGM gue yang diadakan 17 hari dari sekarang. Ehm..., jujur, gue takut akan hal itu.
Namun, kami para Accel's Girls berencana untuk mengadakan kerja kelompok bareng di salah satu rumah temen gue yang bernama Titiek. Lumayan, dari seluruh anak cewek di kelas, cuman sekitar sepuluh orang yang akhirnya setuju untuk ikut, termasuk itu gw. Janjianlah kita jam sebelas di rumah temen gue itu dan kita mulai untuk belajar. Maklumlah cewek, seperti biasa selain kita belajar bareng, beberapa mengeluarkan uneg-uneg yang pada akhirnya belajar bareng kita diselingi dengan rutinitas para Accel's Girls yaitu bergosip, hanya satu topik yang kita bicarakan dan selalu dibicarakan dan menjadi bahan gunjingan. Hohohoho....
Detik demi detik terus berlalu, tiba-tiba saja sebuah musibah terjadi pada salah satu teman gue. Sekitar jam satu ia datang dan langsung menangis tersedu-sedu diatas motornya dikarenakan kehilangan satu tas berisi dompet dan juga HP N73 bewarna putih yang katanya Limited Edition, wooow. Langsung saja, kami beranjak dari tempat dan langsung tancap gas dan mencari, namun nihil.., tas tersebut tak dapat kita temukan. Kami kembali berkumpul dan diam, namun salah seorang dari kita nyeletuk,
A : "Mau ke orang pinter gak?"
Kami : *hening*
A : "Yuuuk..., kita kesana, temenku keilangan duit langsung ketemu lho!"
Kami : *masih hening* (Please deh..., ke orang pinter..., apa gak musyrik tuh??)
A : "Tau kok.., itu musyrik..., cuman kalo udah kepepet gini, mau gimana lagi??"
Temen gue si A tersebut mengajak temen gue yang kehilangan itu, dan ehm..., dia mau, bersama dengan tiga temen gue yang lainnya mereka langsung kesana disusul kami yang berencana kesana setelah tugas kami selesai.
Sempet gue bersama Titiek membicarakan hal tersebut diperjalan ketika kami menyusul teman kami tersebut. Sampainya disana, tidak ada yang spesial dari rumah orang pintar tersebut, hanya sebuah rumah kontrakan kecil dengan dua kamar disana. Kami duduk, sambil menunggu teman kami itu dalam keadaan hening. Selesainya, kami langsung mengerubungi teman kami tersebut, terlihat di kedua mata gue ia tengah menggenggam beberapa carik kertas.
B (temen gue yang kehilangan) : "Katanya sih HP gue dah ilang, tapi tas gue ama dompet gak diambil, cuman di buang, katanya yang nemu orang yang gak jujur. Terus nanti ada orang yang kedua yang bakalan nemuin tas gue dan balikin langsung ke gue, yah.., mudah-mudahan aja. "
kami : *hening*
B : "Cuman, gue disuruh bakar kertas ini..., kira-kira musyrik gak yah?"
kami : *makin hening*
Ehm..., sekian entri gue pada hari ini. Hanya sebuah pengalaman yang patut gue inget untuk dijadikan bahan ceritaan nanti. Banyak pengalaman dan juga himah yang gue ambil dari peristiwa tersebut. Hohohoho..., sekian ^^v
Label: Curhatan